lāhiyatang qulụbuhum, wa asarrun-najwallażīna ẓalamụ hal hāżā illā basyarum miṡlukum, a fa ta`tụnas-siḥra wa antum tubṣirụn
Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, “(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?”
bal qālū aḍgāṡu aḥlām, baliftarāhu bal huwa syā'ir, falya`tinā bi`āyating kamā ursilal-awwalụn
Bahkan mereka mengatakan, “(Al-Qur'an itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda (bukti), seperti halnya rasul-rasul yang diutus terdahulu.”
mā āmanat qablahum ming qaryatin ahlaknāhā, a fa hum yu`minụn
Penduduk suatu negeri sebelum mereka, yang telah Kami binasakan, mereka itu tidak beriman (padahal telah Kami kirimkan bukti). Apakah mereka akan beriman?
wa mā arsalnā qablaka illā rijālan nụḥī ilaihim fas`alū ahlaż-żikri ing kuntum lā ta'lamụn
Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.
ṡumma ṣadaqnāhumul-wa'da fa anjaināhum wa man nasyā`u wa ahlaknal-musrifīn
Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki, dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.
wa kam qaṣamnā ming qaryating kānat ẓālimataw wa ansya`nā ba'dahā qauman ākharīn
Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang zalim yang telah Kami binasakan, dan Kami jadikan generasi yang lain setelah mereka itu (sebagai penggantinya).
lau aradnā an nattakhiża lahwal lattakhażnāhu mil ladunnā ing kunnā fā'ilīn
Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian.
bal naqżifu bil-ḥaqqi 'alal-bāṭili fa yadmaguhụ fa iżā huwa zāhiq, wa lakumul-wailu mimmā taṣifụn
Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. Dan celaka kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya).
wa lahụ man fis-samāwāti wal-arḍ, wa man 'indahụ lā yastakbirụna 'an 'ibādatihī wa lā yastaḥsirụn
Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.
lau kāna fīhimā ālihatun illallāhu lafasadatā, fa sub-ḥānallāhi rabbil-'arsyi 'ammā yaṣifụn
Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.
amittakhażụ min dụnihī ālihah, qul hātụ bur-hānakum, hāżā żikru mam ma'iya wa żikru mang qablī, bal akṡaruhum lā ya'lamụnal-ḥaqqa fa hum mu'riḍụn
Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah (Muhammad), “Kemukakanlah alasan-alasanmu! (Al-Qur'an) ini adalah peringatan bagi orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang sebelumku.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak (kebenaran), karena itu mereka berpaling.
wa mā arsalnā ming qablika mir rasụlin illā nụḥī ilaihi annahụ lā ilāha illā ana fa'budụn
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.
wa qāluttakhażar-raḥmānu waladan sub-ḥānah, bal 'ibādum mukramụn
Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak.” Mahasuci Dia. Sebenarnya mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan,
ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum wa lā yasyfa'ụna illā limanirtaḍā wa hum min khasy-yatihī musyfiqụn
Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai (Allah), dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
wa may yaqul min-hum innī ilāhum min dụnihī fa żālika najzīhi jahannam, każālika najziẓ-ẓālimīn
Dan barangsiapa di antara mereka berkata, “Sungguh, aku adalah tuhan selain Allah,” maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang zalim.
a wa lam yarallażīna kafarū annas-samāwāti wal-arḍa kānatā ratqan fa fataqnāhumā, wa ja'alnā minal-mā`i kulla syai`in ḥayy, a fa lā yu`minụn
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?
wa ja'alnā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bihim wa ja'alnā fīhā fijājan subulal la'allahum yahtadụn
Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
wa ja'alnas-samā`a saqfam maḥfụẓā, wa hum 'an āyātihā mu'riḍụn
Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain).
kullu nafsin żā`iqatul-maụt, wa nablụkum bisy-syarri wal-khairi fitnah, wa ilainā turja'ụn
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.
wa iżā ra`ākallażīna kafarū iy yattakhiżụnaka illā huzuwā, a hāżallażī yażkuru ālihatakum, wa hum biżikrir-raḥmāni hum kāfirụn
Dan apabila orang-orang kafir itu melihat engkau (Muhammad), mereka hanya memperlakukan engkau menjadi bahan ejekan. (Mereka mengatakan), “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” Padahal mereka orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pengasih.
khuliqal-insānu min 'ajal, sa`urīkum āyātī fa lā tasta'jilụn
Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.
lau ya'lamullażīna kafarụ ḥīna lā yakuffụna 'aw wujụhihimun-nāra wa lā 'an ẓuhụrihim wa lā hum yunṣarụn
Seandainya orang kafir itu mengetahui, ketika mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka, sedang mereka tidak mendapat pertolongan (tentulah mereka tidak meminta disegerakan).
bal ta`tīhim bagtatan fa tab-hatuhum fa lā yastaṭī'ụna raddahā wa lā hum yunẓarụn
Sebenarnya (hari Kiamat) itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu mereka menjadi panik; maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) diberi penangguhan (waktu).
wa laqadistuhzi`a birusulim ming qablika fa ḥāqa billażīna sakhirụ min-hum mā kānụ bihī yastahzi`ụn
Dan sungguh, rasul-rasul sebelum engkau (Muhammad) pun telah diperolok-olokkan, maka turunlah (siksaan) kepada orang-orang yang mencemoohkan apa (rasul-rasul) yang selalu mereka perolok-olokkan.
qul may yakla`ukum bil-laili wan-nahāri minar-raḥmān, bal hum 'an żikri rabbihim mu'riḍụn
Katakanlah, “Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam dan siang dari (siksaan) Allah Yang Maha Pengasih?” Tetapi mereka enggan mengingat Tuhan mereka.
am lahum ālihatun tamna'uhum min dụninā, lā yastaṭī'ụna naṣra anfusihim wa lā hum minnā yuṣ-ḥabụn
Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari (azab) Kami? Tuhan-tuhan mereka itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) mereka dilindungi dari (azab) Kami.
bal matta'nā hā`ulā`i wa ābā`ahum ḥattā ṭāla 'alaihimul-'umur, a fa lā yarauna annā na`til-arḍa nangquṣuhā min aṭrāfihā, a fa humul-gālibụn
Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjang usia mereka. Maka apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi negeri (yang berada di bawah kekuasaan orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri. Apakah mereka yang menang?
qul innamā unżirukum bil-waḥyi wa lā yasma'uṣ-ṣummud-du'ā`a iżā mā yunżarụn
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya memberimu peringatan sesuai dengan wahyu.” Tetapi orang tuli tidak mendengar seruan apabila mereka diberi peringatan.
wa la`im massat-hum naf-ḥatum min 'ażābi rabbika layaqụlunna yā wailanā innā kunnā ẓālimīn
Dan jika mereka ditimpa sedikit saja azab Tuhanmu, pastilah mereka berkata, “Celakalah kami! Sesungguhnya kami termasuk orang yang selalu menzalimi (diri sendiri).”
wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīn
Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.
qāla bar rabbukum rabbus-samāwāti wal-arḍillażī faṭarahunna wa ana 'alā żālikum minasy-syāhidīn
Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi; (Dialah) yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu.”
fa ja'alahum jużāżan illā kabīral lahum la'allahum ilaihi yarji'ụn
Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
qāla a fa ta'budụna min dụnillāhi mā lā yanfa'ukum syai`aw wa lā yaḍurrukum
Dia (Ibrahim) berkata, “Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu?
wa ja'alnāhum a`immatay yahdụna bi`amrinā wa auḥainā ilaihim fi'lal-khairāti wa iqāmaṣ-ṣalāti wa ītā`az-zakāh, wa kānụ lanā 'ābidīn
Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.
wa lụṭan ātaināhu ḥukmaw wa 'ilmaw wa najjaināhu minal-qaryatillatī kānat ta'malul-khabā`iṡ, innahum kānụ qauma sau`in fāsiqīn
Kepada Lut, Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang melakukan perbuatan keji. Sungguh, mereka orang-orang yang jahat lagi fasik.
wa nụḥan iż nādā ming qablu fastajabnā lahụ fa najjaināhu wa ahlahụ minal-karbil-'aẓīm
Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu, ketika dia berdoa. Kami perkenankan (doa)nya, lalu Kami selamatkan dia bersama pengikutnya dari bencana yang besar.
wa naṣarnāhu minal-qaumillażīna każżabụ bi`āyātinā, innahum kānụ qauma sau`in fa agraqnāhum ajma'īn
Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya.
wa dāwụda wa sulaimāna iż yaḥkumāni fil-ḥarṡi iż nafasyat fīhi ganamul-qaụm, wa kunnā liḥukmihim syāhidīn
Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu.
fa fahhamnāhā sulaimān, wa kullan ātainā ḥukmaw wa 'ilmaw wa sakhkharnā ma'a dāwụdal-jibāla yusabbiḥna waṭ-ṭaīr, wa kunnā fā'ilīn
Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (tentang hukum yang lebih tepat); dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya.
wa lisulaimānar-rīḥa 'āṣifatan tajrī bi`amrihī ilal-arḍillatī bāraknā fīhā, wa kunnā bikulli syai`in 'ālimīn
Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
wa minasy-syayāṭīni may yagụṣụna lahụ wa ya'malụna 'amalan dụna żālik, wa kunnā lahum ḥāfiẓīn
Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu; dan Kami yang memelihara mereka itu.
wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
fastajabnā lahụ fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahụ wa miṡlahum ma'ahum raḥmatam min 'indinā wa żikrā lil-'ābidīn
Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.
wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira 'alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
wa zakariyyā iż nādā rabbahụ rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.
fastajabnā lahụ wa wahabnā lahụ yaḥyā wa aṣlaḥnā lahụ zaujah, innahum kānụ yusāri'ụna fil-khairāti wa yad'ụnanā ragabaw wa rahabā, wa kānụ lanā khāsyi'īn
Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.
wallatī aḥṣanat farjahā fa nafakhnā fīhā mir rụḥinā wa ja'alnāhā wabnahā āyatal lil-'ālamīn
Dan (ingatlah kisah Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuh)nya; Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Allah) bagi seluruh alam.
waqtarabal-wa'dul-ḥaqqu fa iżā hiya syākhiṣatun abṣārullażīna kafarụ, yā wailanā qad kunnā fī gaflatim min hāżā bal kunnā ẓālimīn
Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata), ”Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim.”
lā yaḥzunuhumul-faza'ul-akbaru wa tatalaqqāhumul-malā`ikah, hāżā yaumukumullażī kuntum tụ'adụn
Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.”
(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya.
wa laqad katabnā fiz-zabụri mim ba'diż-żikri annal-arḍa yariṡuhā 'ibādiyaṣ-ṣāliḥụn
Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.
106
اِنَّ فِيْ هٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوْمٍ عٰبِدِيْنَ ۗ
inna fī hāżā labalāgal liqaumin 'ābidīn
Sungguh, (apa yang disebutkan) di dalam (Al-Qur'an) ini, benar-benar menjadi petunjuk (yang lengkap) bagi orang-orang yang menyembah (Allah).
qul innamā yụḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥid, fa hal antum muslimụn
Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, apa yang diwahyukan kepadaku ialah bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka apakah kamu telah berserah diri (kepada-Nya)?”
fa in tawallau fa qul āżantukum 'alā sawā`, wa in adrī a qarībun am ba'īdum mā tụ'adụn
Maka jika mereka berpaling, maka katakanlah (Muhammad), “Aku telah menyampaikan kepadamu (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak tahu apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh.”
qāla rabbiḥkum bil-ḥaqq, wa rabbunar-raḥmānul-musta'ānu 'alā mā taṣifụn
Dia (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.”